Friday, December 31, 2010

INDIVIDUALISME DALAM LIBERALISME KLASIK

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ide liberalisme muncul sebagai hasil dari keruntuhan feodalisme dan berkembangnya masyarakat kapitalis di Eropa. Liberalisme mencerminkan aspirasi dari kelas menengah yang memiliki konflik dengan pemerintahan monarki absolut dan para aristokrat. Pada perkembangannya liberalisme dapat dibagi menjadi dua era, liberalisme klasik dan liberalisme modern. Liberalisme klasik merupakan awal dari semua perkembangan liberalisme yang ada dari dulu hingga sekarang.

Nilai-nilai penting apa saja yang terdapat dalam liberalisme? Nilai-nilai antara lain adalah nilai individualisme yang meletakkan kepentingan pribadi diatas kepentingan kolektif sehingga menimbulkan nilai kedua yaitu kebebasan. Kebebasan tersebut harus disertai dengan rasa tanggung jawab, keadilan, dan toleransi.

Bagaimanakah sebenarnya bentuk nilai individualisme dalam liberalisme klasik? Semoga makalah ini dapat memberikan gambaran umum mengenai hal tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan liberalisme klasik?

2. Apakah yang dimaksud dengan individualisme dalam liberalisme klasik?


C. Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui lebih lanjut tentang nilai individualisme yang merupakan nilai utama dalam liberalisme klasik.


BAB II

ISI

A. Liberalisme klasik

Liberal berasal dari kata “liberty” yang berarti kebebasan. Kebebasan disini dapat diartikan sebagai kemerdekaan individu, hak untuk mendapatkan perlindungan, dan kebebasan dalam menentukan sikap. Liberalisme adalah paham yang berdasarkan atas kebebasan individu. Liberalisme telah dimulai sejak abad Renaissance, ketika terjadi reformasi gereja yang dipimpin oleh Martin Luther, yang memperjuangkan kebebasan dari dominasi gereja pada masa itu.

Liberalisme klasik merupakan dasar dari seluruh perkembangan liberalisme. Liberalisme klasik berkembang pada masa transisi dari feodalisme ke sistem kapitalis dan mencapai masa kejayaannya pada masa industrialisasi awal pada abad XIX. Abad ini sering kali disebut sebagai Abad Liberal. Seiring dengan merebaknya industrialisasi di negara-negara barat, ide liberalisme juga ikut menyebar. Liberalisme memperjuangkan kebebasan individu terhadap berbagai bentuk kekuasaan mutlak, yang hendaknya dijamin dalam undang-undang dasar, diantaranya kebebasan beragama, kebebasan pers, kebebasan berkumpul dan menyatakan pendapat.

B. Individualisme dalam Liberalisme Klasik

Individualisme adalah paham yang berpendapat bahwa kepentingan individu berada diatas kepentingan kelompok maupun kepentingan kolektif.[1] Individualisme mulai tumbuh pada abad ke-13 dan terlihat nyata pada abad ke-16. Titik tolaknya adalah pilihan pribadi dan kesadaran bahwa manusia berhak mengubah dan membentuk lingkungan sosial dan budayanya. Dalam liberalisme klasik individualisme berada dalam bentuk egoisme-individual yang menekankan pada ketertarikan personal dan kemandirian, sedangkan dalam liberalisme modern individualisme diartikan dengan mengetahui seberapa penting pertanggungjawaban sosial dan sifat mementingkan kepentingan orang lain. Sebagai filsafat moral, individualisme menyatakan bahwa sebuah individu dapat menjadi penentu nilai moralitas. Para individualis percaya bahwa hak dan tanggung jawab hanya sesuai dengan individu. Individualisme menolak adanya moralitas yang bersifat kolektif, oleh karena itu individualisme juga menolak adanya hak dan tanggung jawab kolektif. Para individualis meyakini bahwa individu adalah komponen utama dalam realitas dan juga standar utama dalam nilai. Pandangan ini melihat masyarakat hanya sebagai kumpul dari individu, tidak lebih. Individualis melihat hubungan antar individu sebagai hubungan realitas, individu lain hanya merupakan salah satu aspek dari realitas tersebut. Individualis berpendapat bahwa setiap orang berkemampuan bagi dirinya sendiri dan tidak boleh mengorbankan sesuatu demi orang lain.

Akan tetapi, konsep individualisme tidak berusaha mencari kehidupan terpisah dari yang lain, tapi karena menekankan bahwa individu adalah pemeran utama dalam masyarakat, bukan kelompok. Nilai utama dalam individualisme adalah tanggung jawab individu. Orang yang bertanggung jawab membuat pilihannya sendiri secara sadar dan hati-hati, serta menerima segala konsekuensi atas apa yang dilakukannya. Individualis berpendapat bahwa alam tidak memberikan hal yang benar-benar cocok bagi keberlangsungan hidup manusia, sehingga manusia harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Menurut Rizal Malarangeng, argumen-argumen para filsuf tradisi individualisme dapat dibagi kedalam dua segi.[2] Yang pertama bertumpu pada ketidaksempurnaan masyarakat. Masyarakat adalah kumpulan dari banyak kepentingan yang berbeda dan seringkali bertentangan. Segi kedua yang menjadi dasar dari segi pertama adalah pemahaman akan keterbatasan manusia. Bagi individualis, dalam bertindak, sangat sedikit manusia yang tidak pernah memikirkan kepentingan dirinya sendiri.

Dalam liberalisme klasik, individu adalah makhluk bebas, sepanjang ia tinggal sendirian, tidak mengganggu dan dipaksa oleh orang lain. kebebasan dalam liberalisme juga berarti tidak adanya kendala eksternal pada individu.

Hak individual manusia merupakan salah satu pokok utama dalam perjuangan liberalisme. Individualisme liberal dianggap sebagai sesuatu yang penting dalam keberlangsungan kapitalisme, sesuai dengan kontribusinya dalam praktik kapitalisme dan ideologi dasar dari kapitalisme itu sendiri. Menurut paham individualisme, setiap orang bebas untuk memperoleh apa saja yang dikehendakinya.

C. B. Macpherson dalam Political Theory of Possesive Individualism: Hobbes to Locke menyatakan 7 proporsi tentang individualisme posesif[3]:

1. apa yang membuat seseorang menjadi manusia adalah kebebasan dari rasa ketergantungan satu sama lain

2. kebebasan dari rasa ketergantungan ini berarti kebebasan dari semua hubungan dengan orang lain, kecuali hubungan yang diinginkan oleh individu itu sendiri

3. individu adalah pemegang hak penuh atas dirinya dan kapasitasnya sendiri, ia tidak berhutang apapun kepada masyarakat

4. walaupun sebuah individu tidak dapat mengasingkan seluruh properti miliknya, namun ia dapat mengasingkan kapasitasnya untuk bekerja

5. masyarakat terdiri dari rangkaian hubungan-hubungan pasar

6. karena kebebasan adalah yang membuat seseorang menjadi manusia seutuhnya, kebebasan dan hak masing-masing individu hendaknya dibatasi dengan kewajiban dan aturan yang diperlukan untuk menjamin kebebasan yang sama bagi orang lain.

7. Masyarakat politik adalah alat manusia untuk melindungi properti pribadi.

Pemikiran politik liberal secara umum diidentifikasikan oleh Locke dengan dua hal yaitu perhatian kepada individualisme dan rasa kemanusiaan. Menurut Locke, poisisi individualisme dalam liberalisme menjadi problematis ketika masalah politik terjadi, yaitu ketika terjadi penaklukan masyarakat lokal oleh pemerintah kolonial. Hak individu untuk melawan tidaklah sama dengan hak menentukan nasib suatu bangsa secara nasional.

BAB III

KESIMPULAN

Liberalisme klasik merupakan dasar dari seluruh perkembangan liberalisme. Liberalisme klasik berkembang pada masa transisi dari feodalisme ke sistem kapitalis. Liberalisme memperjuangkan kebebasan individu terhadap berbagai bentuk kekuasaan mutlak, yang hendaknya dijamin dalam undang-undang dasar, diantaranya kebebasan beragama, kebebasan pers, kebebasan berkumpul dan menyatakan pendapat.Individualisme adalah paham yang berpendapat bahwa kepentingan individu berada diatas kepentingan kelompok maupun kepentingan kolektif.

Sebagai filsafat moral, individualisme menyatakan bahwa sebuah individu dapat menjadi penentu nilai moralitas. Para individualis percaya bahwa hak dan tanggung jawab hanya sesuai dengan individu. Individualisme menolak adanya moralitas yang bersifat kolektif, oleh karena itu individualisme juga menolak adanya hak dan tanggung jawab kolektif. Para individualis meyakini bahwa individu adalah komponen utama dalam realitas dan juga standar utama dalam nilai. Nilai utama dalam individualisme adalah tanggung jawab individu. Orang yang bertanggung jawab membuat pilihannya sendiri secara sadar dan hati-hati, serta menerima segala konsekuensi atas apa yang dilakukannya. Hak individual manusia merupakan salah satu pokok utama dalam perjuangan liberalisme. Individualisme liberal dianggap sebagai sesuatu yang penting dalam keberlangsungan kapitalisme, sesuai dengan kontribusinya dalam praktik kapitalisme dan ideologi dasar dari kapitalisme itu sendiri. Menurut paham individualisme, setiap orang bebas untuk memperoleh apa saja yang dikehendakinya.

DAFTAR PUSTAKA

Brown, L. Susan, The Politics of Individualism : Liberalism, Liberal Feminism and Anarchism, Montréal : Black Rose Books, 2003.

Grant, Ruth W., John Locke’s Liberalism, Chicago: The University of Chicago Press, 1987.

Heywood, Andrew, Political Ideologies: an introduction, 2nd Edition, New York: Palgrave, 1998.

Lukes, Steven, Key Concepts in the Social Sciences : Individualism, Oxford: Basil Blackwell Publisher Limited, 1973.

Suhelmi, Ahmad, Pemikiran Politik Barat, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001.

Sumber Internet:

http://gurumuda.com/bse/munculnya-paham-nasionalisme-demokrasi-liberalisme-sosialisme-komunisme-serta-pan-islamisme 27 November 2010, 15:31

http://freedom-institute.org/en/page.php?page=profil&detail=artikel&detail=dir&id=67 3 Desember 2010, 19:26



[1] Andrew Heywood, Political Ideologies : An Introduction, 2nd Edition, Palgrave, New York, 1998, hlm. 28

[3] L. Susan Brown, The Politics of Individualism : Liberalism, Liberal Feminist and Anarchism, Black Rose Books, Montréal, 2003

1 comment:

  1. Thanks infonya, menarik banget. Oiya ngomongin individualisme, tahu ga sih temen-temen kalo sifat tersebut katanya bisa buat orang jadi sukses? Selengkapnya bisa temen-temen cek di sini: Sifat individualis buat orang sukses

    ReplyDelete